Selasa, 19 November 2013

2 Buah Bibit Tanaman



                Ada 2 bibit tanaman yang  terhampar di sebuah ladang yang subur. Bibit yang pertama berkata, “Aku ingin tumbuh besar. Aku ingin menjejakkan akarku dalam-dalam di tanah ini, dan menjulangkan tunas-tunasku di atas kerasnya tanah ini. Aku ingin membentangkan semua tunasku, untuk menyampaikan salam musim semi. Aku ingin merasakan kehangatan matahari, dan kelembutan embun pagi di pucuk-pucuk daunku.” Dan bibit itu tumbuh , makin menjulang.

                Bibit yang kedua berguman. “Aku takut. Jika ku tanamkan akarku ke dalam tanah ini, aku tak tahu, apa yang ku temui di bawah sana. Bukankah di sana sangat gelap? Dan jika ku teroboskan tunasku ke atas, bukankah nanti keindahan tunas-tunasku akan hilang? Tunasku ini pasti akan berkoyak. Apa yang terjadi jika tunasku terbuka, dan siput-siput mencoba untuk memakannya? Dan pasti, jika aku tumbuh dan merekah, semua anak kecil akan berusaha untuk mencabutku dari tanah. Tidak, akan lebih baik jika aku menunggu sampai semuanya aman.” Dan bibit itu pun menunggu, dalam kesendirian.

                Beberapa pekan kemudian, seekor ayam mengais tanah itu, menemukan bibit yang kedua tadi, dan segera memakannya.

                Memang, selalu ada pilihan dalam hidup. Selalu saja ada peran-peran yang harus kita jalani. Namun, seringkali kita berada dalam kepesimisan, kengerian, keraguan, dan kebimbangan yang kita ciptakan sendiri. Kita sering terbuai dengan alasan-alasan untuk tidak mau melangkah, tidap mau menatap hidup. Karena hidup adalah pilihan, maka hadapilah ini dengan gagah. Dan karena hidup adalah pilihan, maka pilihlah dengan bijak.

Tidak ada komentar: